I. KELOMPOK RUJUKAN
Definisi
kelompok menurut Homans (1950) ialah sejumlah individu berkomunikasi satu
dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu
banyka,sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua anggota secara
langsung.
Kelompok rujukan (Reference Group)
atau kelompok acuan adalah kumpulan individu yang secara nyata bergabung dengan
tujuan mempengaruhi perilaku seseorang secara langsung atau tidak langsung.
Dengan kata lain kelompok rujukan dapat dikatakan sebagai sumber pengambilan
keputusan seseorang sebagai perbandingan dalam membentuk nilai dan sikap
seseorang.
II. KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang
keputusan keluarga sebagai konsumen kurang lazim dibandingkan studi tentang
individu sebagai konsumen. Alasan untuk pengabaian dalam studi pembelian
keluarga adalah kesulitan dalam mempelajari tentang keluarga sebagai
organisasi. Survey dan metodologi penelitian pemasaran lain lebih mudah dijalankan
untuk individu daripada untuk keluarga.
Haverty mengidentifikasikan variabel utama yang terlibat didalam analisis
seperti ini :
A. Fungsi Produksi Rumah Tangga
A. Fungsi Produksi Rumah Tangga
B. Stok (Sumber Daya) Rumah Tangga
C. Variabel Eksogen atau yang Ditetapkan Sebelumnya
Walaupun rumah
tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewaktu
menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk
membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit
yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di
dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga
nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
Studi tentang
keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting,
tetapi kerap diabaikan dalam analisis perilaku konsumen. Pentingnya keluarga
timbul karena dua alasan :
·
BANYAK PRODUK YANG DIBELI OLEH KONSUMEN GANDA YANG BERTINDAK
SEBAGAI UNIT KELUARGA.
Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan,
mungkin dengan melibatkan anak, kakek-nenek, atau anggota lain dari keluarga
besar. Mobil biasanya dibeli oleh keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap
anak remaja mereka terlibat dalam berbagai tahap keputusan. Bentuk favorit dari
kegiatan waktu senggang bagi banyak keluarga adalah berkunjung ke pusat
perbelanjaan setempat. Kunjungan tersebut kerap melibatkan banyak anggota
keluarga yang membeli berbagai barang rumah tangga, busana, dan bahan makanan.
·
KETIKA PEMBELIAN DIBUAT OLEH INDIVIDU, KEPUTUSAN PEMBELIAN
INDIVIDU BERSANGKUTAN MUNGKIN SANGAT DIPENGARUHI OLEH ANGGOTA LAIN. DALAM
KELUARGANYA.
Orang yang bertanggung jawab untuk pembelian dan persiapan makanan
keluarga mungkin bertindak sebagai individu di pasar swalayan, tetapi
dipengaruhi oleh preferensi dan kekuasaan anggota lain dalam keluarga. Konsumen
tersebut mungkin menyukai makanan dan kegiatan waktu senggang yang sama, dan
mengemudikan merek mobil yang sama dengan anggota yang lain dalam keluarga.
Pengaruh keluarga dalam keputusan konsumen tersebut benar-benar meresap.
III. III. VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN
- Variable sosiologis yang mempengaruhi keluarga. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.
- Keputusan pembelian keluarga. Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.
- Peran individu dalam pembelian keluarga. Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami , istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.
- Penjaga pintu: inisiator pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
- Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang opininya dicari dalam pembelian produk.
- Pengambil keputusan (decider) : orang yang mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
- Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan pembeli
- Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk
4. Perilaku
peran. Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan sifat
“fungsional” lain seperti kondisi pembelian.
- Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian. Keputusan konsumsi dipengaruhi oleh jenis keluarga dimana individu menjadi anggota.
- perbedaan jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh dari mendominasi peranjenis kelamin, masih ada beberapa produk dan dalam beberapa situasi.
Tipe perilaku konsumen dalam melakukan
pembelian dikelompokkan menjadi empat berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli
dan tingkat keterlibatan diferensiasi merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
Budget
Allocation
(Pengalokasian budget)
Pilihan
konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan
atau menyimpan dana yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan
uang dan apakah perlu melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
Product
Purchase or Not
(Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
Perilaku pembelian yang menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori produk atau jasa itu sendiri.
Store
Patronage
(Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
Perilaku pembelian berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan proses pembelian.
Brand
and Style Decision
(Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
Pilihan konsumen untuk memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
IV. IV.
SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU
PEMBELIAN
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle)
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan-perubahan dalam
jumlah anggota, komposisi dan fungsi keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup
keluarga juga merupakan gambaran rangkaian tahapan yang akan terjadi atau
diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga. Siklus hidup keluarga terdiri dari
variabel yang dibuat secara sistematis menggabungkan variable demografik yaitu
status pernikahan, ukuran keluarga, umur anggota keluarga, dan status pekerjaan
kepala keluarga.
Siklus Keluarga Menurut Duval
(Niacholas 1984) ada siklus perkembangan keluarga
1.
Tahap
I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
2.
Tahap
II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
3.
Tahap
III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
4.
Tahap
IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
5.
Tahap
V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
6.
Tahap
VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
7.
Tahap
VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
8.
Tahap
VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Siklus Kehidupan keluarga
Menurt neightbor
(1985) tahapan tugas dan masalah – masalah yang menjadi isu penting dalam setap
tahapan siklus kehidupan keluraga sbb:
1.
Tahap
perkawinan : pada tahap ini masing – masing mempunyai tugas untuk menyatu, menyelaraskan
dan saling mengenal serta memahami pribadi masing – masing untuk bersama – sama
membangun keluaraga.
2.
Tahap
Melahirkan anak : Pada tahap ini anak lahir dan tugas utama adalah bagaimana
menciptakan suasana dan peran dengan adanya kehadiran anak.pada tahap ini
bagaimana dapat salingh berbagi dengan adanya kehadiran anak, mengatur kembali
peran masing - masing,
mana yang menjadi tugas suami dan mana yang menjdi tugas istri mengasuh anak
3.
Tahap
membesarkan anak- anak memasuki sekolah dasar : pada tahap ini tugas utamnya
adalah emngasuh dan mendidik anak – anak. Pada tahap
ini tentang menyediakan lingkungan yang aman untukpertumbuhan anak – anak,
bagaimana menjdai orang tua yang baik, keterlibatan dengan masyarakat, waktu
yang lebih banyak untuk mencurahkan kepada anak -anak,terutama untuk ibu dan
bagaimana memberikan perhatian dan mengasuh yang adil diantara anak -anak.
4.
Membesarkan
anak -anak usia remaja : pada tahap ini orang tua mempunyai tugas penting dalam
mengatur batasan – batasan yang boleh dan yang tidak boleh. Neighbour
memberikan istilah orang tua melakukan “boundary testing”. Isu yang penting
tahap ini adalah tari – meneraik antara mengendalikan dan memberikan kebebasan
kepada remaja, berusaha untuk mempunyai pengaruh karena adanya pembrontakan
pada anak, masalah individualisasi dan keinginan anak mulai dilepaskan
5.
keluarga
mulai melepaskan anak –anak : Pada tahap ini anak – anak mulai menikah dan
orang tua mulai akan ditinggalkan anak -anak.tugas orang tua adalah
mempersiapkan anak -anaknya siap untuk menghadapi kehidupan berkeluarga.
Perubahan trasnsisi peran yang dilakukan setelah anak -anak tinggal di rumah
dengan peran anatara ketika anak
-anak berkeluaraga sendiri. Orang tua merasa an perlu penyesuaian antara suami
istri dengan kondisi baru.
6.
Tahap
– tahap pertengahan : pada tahap ini suami istri berusaha untuk melakukan
evaluasi diri dan menilai kembali peran dan apa yang dilakukan masing – masing.
Timbulnya krisis tengah baya, p[erasaan puas atau sebaliknya munculnya
kekecewaan, menerima keterbatasan, perubahan citra diri, antisipasi terhadap
mas apensiun atau bahkan mulai ditinggalkan oelh oarang tua karena meninggal
7.
Usia
tua : Pada tahap ini tugas yang dilakukan adalah menghadapi kematian.isu-isu
penting timbul adalh munculnya penyakit tua, mulai mendekat.
V. V. SIKLUS HIDUP KELUARGA MODEL
TRADISIONAL
Siklus hidup
keluarga model tradisional yaitu pergerakan tahap yang sebagian besar keluarga
lewati, dimulai dari belum menikah (bujangan), menikah, pertumbuhan keluarga,
penyusutan keluarga, dan diakhiri dengan putusnya unit dasar. Tahapan dari FLC
model tradisional adalah:
- Tahap I: Bachelor
Pemuda/i single
dewasa yang hidup berpisah dengan orang tua.
- Tahap II: Honeymooners
Pasangan muda
yang baru menikah.
- Tahap III: Parenthood
Pasangan yang
sudah menikah setidaknya ada satu anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap IV: Postparenthood
Sebuah pasangan
menikah yang sudah tua dimana tidak ada anak yang tinggal hidup bersama.
- Tahap V: Dissolution
Salah satu
pasangan sudah meninggal.
VI. VI.
STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA
YANG BERUBAH
Secara umum saat ini di era
globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang
berhubungan denga peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin
kompleks. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab ,antara lain :
- Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena anggotanya semakin menurun.
- Single parent meningkat karena adanya perceraian
- Orang tau tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
- Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
- Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam rumah tangga berubah
- Status perceraian relatif biasa.
VII. METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA
Metodologi yang digunakan untuk
meneliti studi tentang keputusan keluaraga hampir sama dengan penelitian yang
lain. Seperti dibawah ini ;
1.
Kerangka
Proses-Keputusan.
2. Kategori Sturktur-Peran.
3. Bias Pewawancara.
4. Seleksi Responden
VIII. IMPLIKASI BAGI STUDI
PERILAKU KONSUMEN
American Marketing
Association yang terdapat pada
buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar
kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.” Paling
tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku konsumen
adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan kognisi,
perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan pertukaran.
Pertama, definisi di atas
menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang
konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen,
salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya
terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup
tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang ditekankan dalam
definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara
pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk
memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus memahami
apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang
mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan
konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang ditekankan
dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu.
Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi
pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran.
Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan
konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson,
1999, hlm.9).
SUMBER :
http://yurisadewi.blogspot.com/2012/12/perilaku-konsumen-pengaruh-keluarga-dan.html
http://andinicliquers.wordpress.com/2010/11/03/pengaruh-rumah-tangga-dan-keluarga-dalam-perilaku-konsumen/
http://adityadarmawan92.wordpress.com/2013/01/17/siklus-hidup-keluarga/
0 komentar:
Posting Komentar