RSS

PERILAKU KONSUMEN (MINGGU 14) – KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN



PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Defenisi-defenisi pengambilan keputusan menurut beberapa ahli :

  • G. R. Terry. Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada. 

  • Harold Koontz dan Cyril ODonnel. Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindakadalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat. 

  • Theo Haiman. Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah. 

  • Drs. H. Malayu S.P Hasibuan. Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang. 

  • Chester I. Barnard. Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.

ELEMEN PEMECAHAN MASALAH



Dibawah ini ada beberapa elemen dalam pemecahan masalah, yaitu :



  •  Masalah

  •  Desired state (keadaan yang diharapkan)

  • Current state (keadaan saat ini)

  •  Pemecah masalah/manajer

  • Adanya solusi alternatif dalam memecahkan masalah
  • Solusi.

lima faktor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
  1. Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
  2. Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannnya terhadap rangsangan tersebut.
  3. Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
  4. integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.



Struktur yang mencakup beberapa komponen dari kumpulan sejumlah keputusan konsumen


1     - Keputusan tentang jenis produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.

2    -  Keputusan tentang bentuk produk.
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.

3     - Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.

4     - Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.

5    -  Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

6     - Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.

7    Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.

PROSES PEMECAHAN MASALAH DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN


Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni :

  1. Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
  2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
  3. mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
  4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternative strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
  5. Evaluasi pasca pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian.  Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya.  Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.  Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan.]Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan.

Tahapan-tahapan Pemecahan Masalah

Menurut Herbert A. Simon, pemecah masalah akan terlibat dalam empat hal
a.  Aktivitas Intelijen. Mencari kondisi-kondisi yang membutuhkan solusi di dalam lingkungan.
b. Aktivitas perancangan. Menemukan, mengembangkan, dan menganalisis kemungkinan-kemungkinan tindakan.
c. Aktivitas pemilihan. Memilih satu tindakan tertentu dari berbagai tindakan yang tersedia.
d. Akitivitas peninjauan. Menilai pilihan-pilihan masa lalu.












SUMBER

http://nuraditama.blogspot.com/2012/03/pemecahan-masalah-dan-pengambilan.html

http://sabrina-ferbella.blogspot.com/2013/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen

PERILAKU KONSUMEN (MINGGU 13) – PENYEBARAN INOVASI





     I. ELEMEN DASAR DALAM PROSES PENYEBARAN



Inovasi

Inovasi merupakan suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa suatu hasil invensi atau diskoveri, yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu (Ibrahim, 1988;40).  Menurut Rogers (1983), ada lima karakteristik inovasi berikut yang mempengaruhi tingkat kecepatan penerimaan inovasi :

a. Keuntungan (advantage) : tingkat kemanfaatan/keuntungan bagi penerima inovasi.

b. Kompabilitas : tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman, dan kebutuhan penerima.

c.  Kompleksitas  :  tingkat kesukaran dalam memahami dan menggunakan inovasi.

d.  Keterujian (trialability)  :  dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi.

e.  Keteramatan (observability)  :  mudah/tidaknya hasil inovasi diamati.



 Komunikasi dengan Saluran tertentu

Difusi merupakan salah satu tipe komunikasi yang menjadikan inovasi sebagai bahan yang dikomunikasikan.  Komunikasi adalah suatu proses yang dinamis dimana seseorang secara sadar atau tidak sadar mempengaruhi orang lain melalui alat-alat (benda) atau alat perantara yang dipakai melalui simbol-simbol (Darmawan, 1992; 2).  Dalam komunikasi terdapat alat atau perantara penyampai informasi, begitupun dalam difusi, sehingga elemen penting dalam sebuah difusi inovasi adalah adanya komunikasi dengan saluran tertentu.  Kegiatan komunikasi dalam proses difusi mencakup : 1) suatu inovasi, 2) individu atau kelompok yang telah mengetahui atau berpengalaman dengan inovasi, 3) individu atau kelompok lain yang belum mengenal inovasi, dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan kedua pihak yang berkomunikasi.



Adapun yang dimaksud dengan saluran komunikasi merupakan instrument, alat atau sarana untuk menyampaikan suatu informasi dari satu pihak ke pihak lainnya.  Penggunaan saluran komunikasi ini sangat dipengaruhi oleh kondisi kedua pihak yang berkomunikasi, dan pemilihan sarana komunikasi in sangat mempengaruhi efektifitas suatu proses komunikasi.



Tingkat Adopsi

Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang mereka pelajari.  Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat ditentukan juga oleh beberapa faktor.  Riset membuktikan bahwa semakin besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk mengadopsi perilaku tertentu.  Adopsi inovasi juga dipengaruhi oleh kayakinan terhadap kemampuan seseorang.  Sebelum seseorang memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya betanya pada diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya.  Jika seseorang merasai mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mengadopsi inovasi tersebut.



Pengembangan Jaringan Sosial

Seseorang yang telah mengadopsi sebuah inovasi akan meyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat.  Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari prsoes penyampaian dari satu individu ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki.  Riset menunjukkan bahwa sebuah kelompok yang solid dan dekat satu sama lain mengadopsi inovasi melalui kelompoknya.  Dalam proses adopsi inovasi, komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadarkan masyarakat mengenai penyebaran inovasi baru disbanding saluran komunikasi interpersonal.


     II. LIMA KARAKTERISTIK YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PRODUK BARU



Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi lima karakteristik yang berhubungan dengan inovasi (innovation related), yang menunjang sikap konsumen terhadap produk-produk baru dan karena itu, mereka kemungkinan akan mengadopsi produk-produk yang inovatif :



 1.  Keunggulan-Keunggulan Relatif

Suatu tingkat dimana inovasi produk diterima sebaik berbagai alternative produk yang telah ada, disebut keunggulan relative.  Keunggulan relative (relative advantage) adalah suatu fungsi dimana seseorang mempersepsikan suatu produk baru lebih baik dibanding berbagai penawaran yang kompetitif, juga produk tersebut seseungguhnya lebih baik bila dibandingkan dari sisi standar-standar obyektif.



 2.  Kecocokan

Suatu derajat dimana inovasi diterima seseorang ke dalam caranya melakukan berbagai hal, disebut kecocokan (compability).  Sebuah produk baru mencapai kecocokan ketika dapat menyamai berbagai kebutuhan, nilai-nilai personal, keyakinan, serta pengalaman masa lalu konsumen.  Makin besar kecocokannya, makin cepat laju adopsi produk baru tersebut.  Berbagai inovasi yang cocok dengan situasi keberadaan seseorang akan lebih sedikit.



 3.   Kompleksitas



 4.   Bisa diuji Coba



 5.   Bisa diobservasi



Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:

1.  Keunggulan relative

2.  Kompatibilitas

3.  Kerumitan

4.  Kemampuan diuji cobakan

5.  Kemampuan diamati



Secara umum inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Pendefiinisian mengenai arti sebuah “inovasi produk” atau sebuah produk baru bukan merupakan tugas yang mudah, bermacam macam pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan sebuah produk baru.



Tiga tipe inovasi produk:

1.     Berkesinambungan

2.     Berkesinambungan secara dinamis

3.     Tidak berkelanjutan



     III. ADOPSI DAN SALURAN KOMUNIKASI DALAM PROSES DIFUSI


Proses adopsi

Proses utama kedua dalam penyebaran inovasi dalah adopsi. Fokus proses ini adalah tahap-tahap dilalui seseorang konsumen sebelum sampai pada keputusan untuk mencoba atau terus menggunakan atau berhenti menggunakan suatu produk tersebut. (proses adopsi tidak bole dikacaukan dengan kategori pemakai).



Tahap-tahap proses adopsi

Sering diamsumsikan bahwa konsumen bergerak melalui lima tahap untuk sampai ke keputusan untuk membeli atau menolak produk baru tertentu :

  •  Kesadaran

  • Minat

  • Penilaian

  •  Percobaan

  • Pamakaian (penolakan)

Saluran komunikasi dalam proses difusi dapat berupa media massa atau media interpersonal. Jangka waktu adalah banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan proses penyebaran inovasi dan proses pengambilan keputusan adopsi oleh anggota sistem sosial. Kecepatan adopsi oleh anggota sistem sosial tergantung pada tingkat keinovatifan anggota sistem sosial serta ciri karakteristik inovasi yang ditawarkan dalam pandangan anggota sistem sosial.Ciri karakteristik atau sifat inovasi terdiri dari:

1.     Keuntungan Relatif (Relative Advantage)

2.     Kompatibilitas (Compatibility)

3.     Kompleksitas (Complexity)

4.     Trialabilitas (Trialability)

5.     Obsevabilitas (Observability)


     IV. PENGAPLIKASIAN DEFINISI DARI INOVASI


Inovasi adalah ciptaan-ciptaan baru (dalam bentuk materi ataupun intangible) yang memiliki nilai ekonomi yang berarti (signifikan), yang umumnya dilakukan oleh perusahaan atau kadang-kadang oleh para individu. Pengertian Inovasi menurut para ahli :



Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers

Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi.



Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins

Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.



Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew

Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan  organisasi.



Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe

Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan  keputusan  di dan oleh  organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.



Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002

Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.














SUMBER :





http://infodantutorial.blogspot.com/2012/04/pengertiandefinisiarti-inovasi-menurut.html

http://nirawarna.wordpress.com/2011/07/04/pengaruh-konsumen-dan-penyebaran-inovasi/