PANCASILA DI MASA KINI
Pancasila yang notabene adalah dasar
negara Indonesia, pertama kali diungkapkan dalam pidato Soekarno pada tanggal 1
Juni 1945. Pidato tersebut kemudian dikenal dengan judul Lahirnya Pancasila
dan tanggal 1 Juni pun akhirnya ditetapkan sebagai hari lahirnya Pancasila. Kala
itu, presiden pertama Indonesia tersebut mengemukakan dasar-dasar sebagai
berikut: Kebangsaan, internasionalisme, mufakat sebagai dasar perwakilan dan
dasar permusyawaratan, kesejahteraan, serta Ketuhanan.
Kini, 58 tahun setelah diungkapkannya
Pancasila, lima butir dasar-dasar di dalamnya seperti sudah memudar maknanya.
Pancasila juga menjadi cita-cita bersama bangsa Indonesia kala itu. Dasar
negara ini pun dianggap sakti pada masanya. Bagaimana dengan hari ini?
Kondisi Pancasila masa kini seperti benda mati tidak
memiliki tempat yang istimewa dalam diri kita sehingga tidak mampu memberikan
tuntunan dalam kehidupan kita berbangsa. Semangat pancasila semakin bergeser
dimana sikap pragmatisme, egois , mementingkan diri sendiri dan mengabaikan
kepentingan orang lain tengah dipertontonkan para penguasa yang munafik
sehingga melahirkan ketidakadilan dan ketidaksejahteraan yang menyebabkan
kemiskinan. Bangsa Indonesia yang berdasarkan pancasila juga tidak terlepas
dari pengaruh Globalisasi masa kini.
“ Globalisasi
adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar
negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain
yang melintasi batas Negara. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak
karakteristik yang sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini
sering dipertukarkan. Sebagian pihak sering menggunakan istilah globalisasi
yang dikaitkan dengan berkurangnya peran negara atau batas-batas Negara “
Pancasila yang menjadi ideologi dasar, pedoman serta rumusan
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia, di masa
sekarang hanyalah sebuah lambang yang tidak di maknai inti Dari kandungan
pancasila tersebut. Arus globalisasi yang semakin kuat berpengaruh luas dari
segi teknologi, keterampilan, gaya hidup serta masih banyak lainnya akan
semakin membuat rapuh apa lagi terbawa masuk juga nilai social politik dari
Negara lain. Mau tak mau dan suka tak suka bangsa Indonesia harus hidup dan
berada di antara pusaran arus globalisasi dunia. Dalam kehidupan di masa
sekarang bangsa yang menutup diri rapat dari Negara- Negara yang luar biasa di pastikan akan tertinggal
oleh kemajuan zaman. Rakyat Indonesia sendiri lebih mudah menerima kebudayaan
dari luar dengan cepat dari pada kebudayaannya sendiri yang banyak dianggap
kuno.
Di sini lah peran
pancasila di maksimalkan sebagai pandangan hidup masyarakat. Dengan pandangan hidup,
suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi
serta mencari solusi dari persoalan tersebut. Pasalnya, setiap bangsa di dunia
sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Jadi Sudah
seharusnya tiap tindakan yang di lakukan sebagai warga Negara Indonesia harus
di dasari dengan nilai dan semangat pancasila. Di era Globalisasi semangat
pancasila sangat diperlukan karena didalamnya terdapat jati diri bangsa yang
membuat kita berkarakter kuat. Pentingnya dunia pendidikan untuk mengajarkan
suatu mata pelajaran yang berbasis karakter untuk menyampaikan pancasila
sebagai nilai masyarakat. Bangsa yang berkarakter kuat sudah pasti dihormati
oleh Negara – Negara lain, dengan begitu rakyat Indonesia akan lebih bermatabat
di mata dunia internasional.
Pancasila, menurut Syahrir,
merupakan sebuah ide dasar pembentukan masa depan negara. Sebab itu, Pancasila
tidak akan berbenturan dengan globalisasi maupun modernisasi. Nilai yang
berbenturan dengan Pancasila adalah budaya kekerasan, dan budaya westernisasi (kebarat-baratan).Kedua
budaya tersebut merupakan penghalang bagi modernisasi yang dicita-citakan para
Founding Father negeri ini. Jika globalisasi dijadikan sebagai alasan dari
hancurnya nilainilai luhur bangsa, sebaliknya globalisasi yang didasarkan pada
nilai Pancasila justru memperkuat jati diri bangsa. Globalisasi bukan
semata-mata menelan budaya Barat secara mentah-mentah. Sebaliknya, globalisasi
yang berarti hilangnya batas-batas antarnegara dapat dijadikan ajang promosi
budaya luhur bangsa Indonesia.
Karena itu, dalam
pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu
saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan
dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri. Karena bangsa Indonesia tidak bisa menghindari akan
adanya tantangan globalisasi, dengan menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam
menghadapi globalisasi bangsa Indonesia tetap bisa menjaga eksistensi dan
jatidiri bangsa Indonesia.
Sumber :